sawangan

sawangan
joglo

Selasa, 14 Juni 2011

berkorban?


Manusia hidup dengan pilihan. Dengan memilih berarti ada hal/sesuatu yang dikorbankan. Orang memilih sholat Tahajjud berarti mengorbankan kenikmatan tidur malamnya. Orang lari pagi berarti mengorbankan kenikmatan tidur paginya. Orang belajar berarti mengorbankan waktu luang untuk hal menyenangkan lainnya. Dan seterusnya.....
Tetapi pengorbanan yang kita lakukan sekarang tidak seberapa dibandingkan dengan pengorbanan orang-orang sebelum kita. Kita bisa mengenal Islam, kita bisa mengenal ilmu pengetahuan, kita bisa berbudaya seperti saat ini karena pengorbanan pendahulu-pendahulu kita. Mereka berkorban harta, pikiran bahkan jiwa raga untuk kejayaan manusia di bumi dan bagaimana cara mempersiapkan kehidupan setelah mati.
Kenyataannya kita selalu merasa berat untuk berkorban bahkan untuk hal-hal yang amat kecil, itu karena kita tidak mempunyai niat yang tulus ikhlas. Hal itu disebabkan kita masih ragu-ragu terhadap apa yang akan terjadi dan kita masih terlalu menuruti hawa nafsu yang tidak akan ada habisnya. Yang jelas kita tidak biasa untuk berkorban bahkan untuk urusan yang amat kecil.
Apa yang telah kita lakukan selama ini belumlah pantas disebut berkorban, atau kalau sudah berkorban maka biasa-biasa saja. Memang sudah seharusnya begitu, jangan dibesar-besarkan, dilebih-lebihkan atau bahkan dipamer-pamerkan. Berkorban, biasa aja lah............

berkorban?


Manusia hidup dengan pilihan. Dengan memilih berarti ada hal/sesuatu yang dikorbankan. Orang memilih sholat Tahajjud berarti mengorbankan kenikmatan tidur malamnya. Orang lari pagi berarti mengorbankan kenikmatan tidur paginya. Orang belajar berarti mengorbankan waktu luang untuk hal menyenangkan lainnya. Dan seterusnya.....
Tetapi pengorbanan yang kita lakukan sekarang tidak seberapa dibandingkan dengan pengorbanan orang-orang sebelum kita. Kita bisa mengenal Islam, kita bisa mengenal ilmu pengetahuan, kita bisa berbudaya seperti saat ini karena pengorbanan pendahulu-pendahulu kita. Mereka berkorban harta, pikiran bahkan jiwa raga untuk kejayaan manusia di bumi dan bagaimana cara mempersiapkan kehidupan setelah mati.
Kenyataannya kita selalu merasa berat untuk berkorban bahkan untuk hal-hal yang amat kecil, itu karena kita tidak mempunyai niat yang tulus ikhlas. Hal itu disebabkan kita masih ragu-ragu terhadap apa yang akan terjadi dan kita masih terlalu menuruti hawa nafsu yang tidak akan ada habisnya. Yang jelas kita tidak biasa untuk berkorban bahkan untuk urusan yang amat kecil.
Apa yang telah kita lakukan selama ini belumlah pantas disebut berkorban, atau kalau sudah berkorban maka itu adalah hal yang biasa-biasa saja. Memang sudah seharusnya begitu, jadi jangan dibesar-besarkan, dilebih-lebihkan atau bahkan dipamer-pamerkan. Berkorban? biasa aja lah............

Sabtu, 11 Juni 2011

sinau

Mikul Dhuwur Mendhem Jero
yen ono sing apek soko liyan di gungke, yen ono olone liyan ojo diketokne marang liyane.
opo maneh marang wong tuwo, kudu luwih maneh timbang marang liyan
sing becik becik ditularne ben iso digawe tulodho
sing olo ojo nganti diduduhne karo wong liyo
pesene simbah ndek biyen, becik ketitik olo ketoro
dadi yen olo mesthi katon, ora usah di ketokne mesthi mengko katon dhewe sing luwih becik awake dhewe dadi wong sing becik ra usah ngomongke olone liyan opo maneh olone wong tuwo.......
dadi wong becik yo akeh godhane, kudu kuwat atine nyekeli sing dadi kautamane wong becik
dadi wong becik kuwi durung mesthi mulyo, yen nganggo ukurane manungso sing luwih penting nggoleki mulyo ing ngarsaning gusti ingkang gawe jagat iki
pancen wes dadi garise menungso kuwi mengko akeh sing olo ketimbang sing becik, amargo soko kuwi awake dhewe kudu awakmu milih sing ndi

Selasa, 07 Juni 2011

ojo mung waton urip

urip mung mampir ngombe, ngono kuwi pesene simbah ndek biyen
urip kudu nganggo waton, ojo mung waton urip
yen urip ora nganggo waton, yo dadine ora duwe aturan-ngawur-
 yen ngawur uripe ora ngrusak kiwo tengen yo ora opo opo, yen ora ngrusuhi liyan yo dinengke wae, yen ora gawe cidro marang bopo biyung  yo jarno
 nanging yen urip ora nganggo waton yo ora tentrem atine mergo ora ngerti sangkan parane urip
yen mung waton urip mesthi ora ayem pikire mergo ora ono sing dipikir
amargo soko kuwi urip kudu duwe waton
watone urip yo aturane ngarsaning gusti sing gawe urip
sangkan paraning urip kudu dingerteni...........

Senin, 09 Mei 2011

urun rembug


Mocopat
Mijil, Sinom, Maskumambang, kinanthi, asmaradhana, megatruh dan pucung 
Mijil, metu/lahir – menungso dilairne simbokne. 
Sinom, bocah sing lagi seneng sinau. 
Maskumambang, bocah lanang nom-noman sing wes siap nikah
Kinanthi, bocah wadon nom-noman sing wes siap nikah. 
Asmaradhana, bocah lanang lan wadon sing mendem katresnan kaiket taline bebojoan. 
Megatruh, pisahing rogo karo ruh/nyowo. 
Pucung, mayit dikubur kanthi dikafani/bungkus karo kain putih utowo pocong.



Ajining diri saka pucuke Lathi, Ajining raga saka busana

Sabtu, 30 April 2011

proud of ourself and thank God (learning)

Human born on the world had had mind/brain and heart/feel which given by God Mind/brain for thinking and be balanced by heart/feel to control human's point of view about everything. For surviving a life and get a progress of life which be singned by happiness life, human use their mind/brain to explore the resources which existing around or something on themself. By developing the life, human automaticly increasing their inteligence (have progress of mind). Later, the progress of mind is called science by the next generation. It will be developing countinuosly from one generation to the next generation. It always be updated. It is a destiny that the human do not have satisfied of everything, including in science.  This destiny must be controlled to avoid arogance grow up in the heart. The pure heart/feel can controll mind/brain. The function of heart/feel is controlling mind/brain. 
 
To gain a successfull, human have to grow up proudness in themself. The proud of ourself gives spirit to get a better life. So human will fullfill passion of thinking about how to get a purpose of their life. The human who have plural jobs and plural activities will have capability to do everything for gaining their priority of life. But if the proud of ourself grew up over, it is dangerous. Because it can make us to be uncontroll in an ambition. To balance it, we need a pure heart/feel. Thank of God will make us calm down, we are feeling quiet and piece of heart whatever we gain something in our life.The human have capability for growing up the proud of ourself and balancing it to Thank of God for getting the truth happiness of life.

bangga dan syukur

Manusia diciptakan dibekali dengan akal dan hati/rasa. Akal berfungsi untuk berpikir dan diseimbangkan dengan hati untuk mengontrol pola pikir manusia. Untuk mengembangkan atau memajukan kehidupan manusia menggunakan akal/pikiran dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia di sekitarnya atau dalam diri manusia itu sendiri. Dengan pengembangan kehidupan manusia juga akan menambah kekayaan pola pikir akal manusia. Pola pikir manusia itu yang disebut ilmu pengetahuan oleh generasi berikutnya yang akan terus dikembangkan sehingga akan begitu seterusnya. Karena sudah menjadi sifat manusia bahwa tidak akan pernah merasa puas dengan tingkat pengembangan pola pikir tersebut. Sifat ini yang harus dikendalikan agar tidak menimbulkan kesombongan dalam diri manusia. Hati yang suci atau murni mampu mengendalikan akal manusia. Fungsi hati mengontrol daya jelajah pikiran manusia. 

Untuk mencapai kesuksesan hidup di dunia diperlukan kebanggaan dalam diri manusia, sehingga menimbulkan semangat untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik. Dengan rasa bangga yang ada dalam diri manusia akan membawa manusia berpikir bagaimana bertindak untuk mencapai apa yang menjadi tujuan hidupnya. Manusia dengan berbagai profesinya apabila memiliki rasa bangga terhadap apa yang menjadi pekerjaannya akan mencapai hasil yang maksimal dalam pekerjaannya.  Apabila rasa bangga itu berlebihan maka akan menimbulkan tindakan yang berlebihan dalam pekerjaan manusia tersebut, hal itu akan menumbuhkan ambisi yang berlebihan pula. Untuk memberikan keseimbangan dalam hidup manusia diperlukan kontrol terhadap rasa bangga yaitu dengan bersyukur kepada Tuhan. Rasa syukur akan memberikan ketenagan dan kedamaian dalam hati dengan apa yang telah didapat dalam kehidupan manusia. Manusia yag mampu menumbuhkan dan menyeimbangkan rasa bangga dan rasa syukur akan mencapai kebahagiaan yang sebenarnya.